Antisipasi Uang Palsu, Dosen UM Surabaya Ajak Masyarakat Tukar di Tempat Resmi Info Surabaya


Berada di pertengahan bulan puasa Ramadan, masyarakat mulai menyiapkan diri untuk menyambut hari raya Idulfitri, salah satunya dengan melakukan menukarkan uang baru.

Arin Setyowati Dosen Perbankan Syariah UM Surabaya mengatakan, dalam menukarkan uang masyarakat harus memastikan keamanannya.

“Di tengah gegap gempita Ramadan dan lebaran, tindak kriminal juga bisa membersamai kedua momen tersebut, seperti tindak kriminal pemalsuan uang maupun calo penukaran uang,” ucapnya pada Kamis (6/4/2023).

Oleh karena itu, ia mengimbau agar masyarakat melakukan penukaran uang di tempat resmi, yakni seperti yang telah diumumkan oleh Bank Indonesia (BI) bahwa penukaran uang dapat dilakukan langsung di mitra Bank Indonesia, seperti lembaga perbankan yang ada di sekitar tempat tinggal atau lingkungan kerja.

“Di lokasi penukaran uang resmi dari bank Indonesia, seseorang bisa berhemat dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan penukaran uang,” ucapnya.

Ia mengingatkan, jika masyarakat ingin menukarkan uang dan terpaksa harus melalui calo, maka harus berhati-hati.

“Jika memang tidak bisa menukarkan uang secara mandiri, maka usahakan penukaran uangnya melalui teman atau saudara rekan yang bekerja di bank,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak masyarakat untuk berburu informasi terkait lokasi dan syarat, seperti harus membawa kartu identitas resmi dan memastikan berapa jumlah yang yang dapat ditukarkan. Menurutnya, hal itu menjadi tahapan penting agar tidak tertolak saat sudah di lokasi penukaran uang.

“Lakukan juga penukaran uang lebih awal. Hal ini penting meskipun tempat penukaran uang dengan pecahan lebih kecil menjamur dimana-mana, supaya menghindari antrian yang mengular dan berdesak-desakan. Fatalnya lagi, jika melakukan penukaran uang secara tergesa-gesa, sangat mungkin akan memilih opsi penukaran uang ke tempat yang tidak resmi,” jelasnya.

Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk memahami cara screening uang mandiri, untuk memastikan pecahan uang yang diterima bukan uang palsu. Salah satunya dengan teknik 3D, yakni dilihat, diraba dan ditrawang.

“Untuk menguji ini, perhatikan warnanya, terlebih di gambar perisai yang terdapat di pecahan uang. Kemudian diraba, uang asli memiliki tekstur yang kasar pada beberapa bagian, seperti pada gambar utama, angka nominal, gambar lambang negara, huruf terbilang, frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta tulisan Bank Indonesia,” jelasnya.

“Terakhir diterawang, arahkan uang ke cahaya yang cukup, maka pada bagian tertentu akan memperlihatkan bentuk pecahan mata uang dan logo Bank Indonesia akan semakin utuh,” tandasnya.(ris/abd/ipg)