[ad_1]

InterServer Web Hosting and VPS

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berkomitmen untuk menggelontorkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) jika inflasi naik atau tinggi.

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut, hal itu menjadi upaya terakhir jika pasar murah yang digelar rutin belakangan belum mampu menstabilkan harga dan mencukupkan pasokan atau stok bahan pokok.

Atrium Hosting

Pasar murah rutin di ratusan titik setiap pekan yang digelar mulai 12 Maret 2024 atau awal Ramadan itu, ditargetkan berlangsung hingga akhir tahun.

“Karena saya tidak mau ada inflasi di Surabaya, dan saya tidak mau lagi (hal itu) berpengaruh pada kemiskinan yang sudah turun,” katanya pada Selasa (2/4/2024).

Pemkot akan mengevaluasi, jika inflasi tetap naik, maka langkah terakhir, BLT untuk warga miskin dicairkan.

“Kalau inflasi naik saya akan keluarkan BLT. Kalau inflasi naik, saya akan gunakan BLT untuk warga miskin disepakati dengan RT, RW, lurah, camat,” tambahnya.

Besaran BLT Pemkot itu rencananya berkisar Rp200 ribu hingga Rp300 ribu. “Pakai dana cadangan, tiga bulanan keluarnya,” ucapnya.

Ia belum menyiapkan besaran total anggaran yang akan dipakai, sembari berharap inflasi terjaga.

“Jadi yang dapat keluarga miskin dan pra sejahtera, yang baru bebas dari kemiskinan. Karena baru bebas, harus segera ditopang. Kita lihat inflasi dulu,” tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, lima bahan pokok yang jadi konsen Pemkot yaitu minyak, beras, daging, ayam, dan gula.

Pemkot akan sidak memastikan seluruh stok aman di pasar tradisional, dan harga stabil sebelum Lebaran.

Mengutip laman Badan Pusat Statistik Kota Surabaya, Februari 2024 inflasi year on year 2,80 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,85, sementara tingkat inflasi month to month 0,45 persen.

Sedangkan Maret 2024 terjadi inflasi year on year 2,99 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,48, dan tingkat inflasi month to month 0,60 persen. (lta/saf/ham)



[ad_2]