Periksakan Kelainan Kaki O Bayi di Atas Usia 3 Tahun Atau Bakal Timbulkan Nyeri | Info Surabaya


Dokter membeber kelainan kaki O pada manusia menempati peringkat ketiga hingga keempat paling banyak dialami dari seluruh jenis kelainan.

Dokter Tri Wahyu Martanto Kepala Departemen Pediatri dan Ortopedi FK Unair – RSUD Dr. Soetomo Surabaya menyebut, rata-rata pasien yang ditangani selalu sudah dalam kondisi derajat berat. Sekitar tujuh pasien setiap bulan.

“Kaki O ini ranking 3 atau 4 dari seluruh kelainan kaki di Indonesia maupun di RSUD Dr. Soetomo. Kita kan RS tipe A, rujukan. Jadi, kita dapat rujukan yang berat, jadi setiap bulan ada. Derajatnya berat sekali,” bebernya usai acara Grand Round and Symposium Indonesian Pediatric Orthopaedic Society di Fakultas Kedokteran Unair, Selasa (30/5/2023).

Usianya sudah menginjak 10 tahun dengan kondisi kaki O 90 persen. Sehingga tidak ada cara penyembuhan lain, kecuali dioperasi.

“Hanya sedikit yang datang usia dini bisa dilakukan tanpa operasi. Operasi itu tergantung (berapa) usianya, (tergantung) dengan derajat O-nya, dan hasil rontgennya,” jelasnya lagi.

Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kaki O pada bayi. Tapi menurut Dokter Tri itu normal terjadi namun hanya sampai usia 2,5 tahun.

“Semua bayi lahir bentuknya O. Tapi usia 2,5 tahun, berubah jadi X. Nanti begitu usia 5 tahun akan lurus sedikit X. Masalahnya yang (kaki O) itu ketika usia 2,5 tahun tetap O,” terangnya lagi.

Yang harus dilakukan orang tua, memeriksakan kaki anaknya ke dokter ortopedi untuk segera diambil tindakan.

“Kita tahu lebih dari 3 tahun masih O, berarti ada apa-apa,” tegasnya.

Jika dibiarkan, maka kaki O akan terus-menerus memburuk selama usia produktif pertumbuhan bahkan bisa menimbulkan rasa nyeri dan sulit berjalan. (lta/ris/ipg)